TUGAS KELOMPOK REVIEW 20 JURNAL MENGGUNAKAN TEORI FERDINAND DE SAUSSURE

 - Khreisna Anggriawan (202146500809)

 - Irfan Maulana (202146500766)


JURNAL 1

Judul:Analisis Semiotika Ferdinand De Sausures Makna Pesan Iklan Rokok A Mild Versi Langkah

Objek: Iklan Rokok A Mild Versi Langkah

Pendekatan/Metode: Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif

Analisis: Disebutkan dalam iklan Rokok A Mild Versi Langkah terdapat beberapa temuan pesan berdasarkan semiotika Ferdinand De Saussure. Dalam hal ini, iklan Rokok Versi Langkah mengandung banyak pesan yang inspirasi dengan kata-kata yang tersirat. Mereka tidak hanya menjual produk semata, melainkan menjadi inspirator bagi konsumen dengan kata pamungkas mereka Go Ahead. Dalam tiap scene memiliki banyak makna dari potongan kalimat langkah dalam iklan Rokok A Mild Versi Langkah.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis bahwa punya makna pesan yang terkandung dalam iklan  Rokok A Mild Versi langkah seperti aktor yang diperankan oleh pemuda dan dewasa dapat diartikan target produk yang menikmati produk kisaran umur 21-40 tahun dan scene terakhir menegaskan ketika pria menemukan pesimpangan jalan, lalu bertanya kemana langkah kita selanjutnya? Langkah selanjutnya pilih A mild. A mild menggambarkan bahwa A mild yang terbaik bagi pemuda dan kalangan dewasa.


JURNAL 2

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Novel Manjali dan Cakrabirawa Karya Ayu Utami

Objek: Novel Manjali dan Cakrabirawa Karya Ayu Utami

Pendekatan/Metode: Metode deskriptif

Analisis: Novel Manjali dan Cakrabirawa merupakan kelanjutan dari Novel Bilangan Fu, memiliki substansi kritis dengan tokoh yang sama, Parang Jati, Yuda dan Marja. Banyaknya penanda dan tanda yang berdasarkan pada semiotika Ferdinand De Saussure di tiap halaman-halaman dengan berkaitan dengan kebudayaan.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa buku ini tergolong ringan dan mudah diikuti. Kisah cinta banyak mendominasi walau sisi sejarahnya tidak pernah ketinggalan. Novel ini juga bisa dijadikan spirit baru bagi para penikmat sastra untuk menghasilkan karya sastra seperti novel yang dapat memberikan pelajaran sejarah bagi masyarakat. Bukan menomor satukan penghasilan dari sebuah novel, tapi harus memerhatikan dampak yang akan muncul dari karya novel itu sendiri apabila sudah dibaca oleh para penikmat sastra.


JURNAL 3

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan Dalam Film The Call

Objek: Nilai kemanusiaan dalam film "The Call"

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Metode analisis yang saya gunakan berdasarkan pada semiotika Ferdinand De Saussure terdapat penanda dan tanda dalam adegan, dialog dan setting pada film "The Call"

Kesimpulan: Dapat disimpulkan pada film "The call" yang saya amati bahwa dari adegan, dialog, dan alurnya dapat dijelaskan bahwa nilai-nilai kemanusiaan selalu hadir dalam keadaan apapun salah satunya yaitu keadaan mendesak yang dapat menimbulkan nilai cinta, peduli, dan gotong royong.


JURNAL 4

Judul: Penanda dan Petanda dalam Cerita Anak Kisah Samariona Karya Dahri Dahlan dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra Indonesia pada Sekolah Dasar

Objek: Cerita Anak Kisah Samariona Karya Dahri Dahlan

Pendekatan/Metode: Kualitatif deskriptif

Analisis: Berdasarkan analisis penanda dan petanda pada cerita anak Kisah Samariona karya Dahri Dahlan, diketahui bahwa tanda-tanda arbitrer yang termuat di dalam cerita tersebut terarah pada makna tanda yang mengandung pengungkapan nilai kearifan lokal, mengungkap realitas kehidupan manusia dan alam, pengungkapan nilai kekeluargaan serta nilai persahabatan.

Kesimpulan: Implikasi dalam penelitian ini berupa implikasi penanda dan petanda semiotika Ferdinan de Saussure pada Kisah Samariona karya Dahri Dahlan yang dijadikan sebagai alat dalam menyusun ringkasan cerita yang kemudian digunakan dalam penyusunan perangkat pembelajaran.


JURNAL 5

Judul: Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara

Objek: Film Nussa dan Rara

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Setiap film itu tersusun atas banyaknya tanda atau simbol yang saling berkaitan ataupun bekerja sama untuk menyampaikan pesan yang tersirat. Begitu juga dengan film animasi ‘’Nussa dan Rara’’ yang hadir dalam potongan episodeepisode tiap seasonnya, yang kemudian pesan-pesan itu dianalisis berdasarkan tanda-tanda yang bermunculan. Pada bagian ini akan diurai nilai-nilai dakwah dan komunikasi yang tergambar pada adab dan akhlak dalam bentuk bahasa, gambar, dan pesan lisan yang didasari dari sususan scene dalam film. Dari potonganpotongan gambar tersebut diartikan berdasarkan unit analisis yang penulis tentukan.

Kesimpulan: Konsep dasar ide dari pembuatan film animasi Nussa dan Rara, yaitu membuat suatu konsep Islamic thing. Pada film animasi Nussa dan Rara, penulis menemukan tiga scene yang menggambarkan adab dan akhlak, yaitu scene yang menjelaskan tentang berkata baik dan sopan, scene mendoakan yang baik-baik, dan scene berjuang serta berusaha.


JURNAL 6

Judul: REPRESENTASI PENYANDANG SPEKTRUM AUTISME DALAM FILM MIRACLE IN CELL NO. 7

Objek: Film Miracle In Cell No.7

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Menggunakan analisis semiotika yang berguna untuk membaca makna dari tanda-tanda di sebuah film.

Kesimpulan: Secara keseluruhan makna dari film Miracle In Cell No.7 memiliki makna dan mempunyai pesan moral yaitu mengajarkan bagaimana seseorang harus berlaku adil tanpa pandang bulu. Memandang orang sebelah mata, termasuk kepada para penyandang disabilitas adalah sesuatu yang tidak pantas dilakukan.


 JURNAL 7

Judul: PENANDA DAN PETANDA PADA CERPEN ANAK “KE HUTAN” KARYA YOSEP RUSTANDI PENDEKATAN SEMIOTIK: FERDINAND DE SAUSSURE

Objek: CERPEN ANAK “KE HUTAN” KARYA YOSEP RUSTANDI

Pendekatan/Metode: Metode deskriptif kualitatif

Analisis: Terdapat beberapa penanda (signifier) dan petanda (signifier) dalam cerpen anak "Ke Hutan" karya Yosep Rustandi yaitu ada 11 tanda yang dapat diamati yaitu, (1) benda untuk menunjukkan tujuan, (2) sifat tokoh Rakey, (3) nasihat kebaikan, (4) keadaan yang berlawanan, (5) latar belakang pengarang, (6) motivasi tersirat, (7) majas personifikasi, (8) solidaritas dan kebersamaan, (9) pesan moral, (10) unsur religius dan (11) kesederhanaan serta keasrian alam. Sehingga, muncul makna baru yang lebih kompleks.

Kesimpulan: Dalam sebuah karya sastra, jika dikajimenggunakan pendekatan semiotik Ferdinand De Saussure akan menghasilkan penanda (signifier) dan petanda (signified), sekalipun mengkaji cerpen anak. Karena setiap tulisan mempunyai makna tersendiri, adapun makna yang tersirat maupun makna tersurat. Pada cerpen anak “Ke Hutan” karyaYosep Rustandi, terdapat beberapa makna, baik makan tersirat atau makna tersurat. Makna tersebut ditelaah hingga menemukan makna yang lebih kompleks.


 JURNAL 8

Judul: Analisis Semiotik Film Ku Kira Kau Rumah

Objek: Film Ku Kira Kau Rumah

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Film “Kukira Kau Rumah” merupakan film yang banyak memiliki sebuah makna. Dalam film ini juga terdapat penanda (signifier) dan petanda (signified) untuk menemukan pesan moral yang terkandung dalam film ini.

Kesimpulan: Film ini memiliki beberapa pesan moral, yaitu mengajarkan tentang kejujuran, kesetiaan dan pemaaf, kesopanan dan menghargai orang lain, pekerja keras dan pantang menyerah, serta berikan kebebasan kepada orang lain dan jangan terlalu mengekang orang lain. Terdapat juga pesan persahabatan dan kesetiaan terhadap teman yang sangat tinggi. Pesan moral yang paling penting dalam film ini ialah jangan terlalu mengekang orang lain, berikanlah kebebasan untuk orang lain terhadap pilihannya. Janganlah kita sebagai manusia terlalu mengatur hidup orang lain, karena semua manusia memiliki tujuan dan impiannya sendiri.


 JURNAL 9

Judul: ANALISIS SEMIOTIKA SAUSSURE PADA KARYA POSTER MAHARANI YANG BERJUDUL “SAVE CHILDREN”

Objek: KARYA POSTER MAHARANI YANG BERJUDUL “SAVE CHILDREN”

Pendekatan/Metode: Metode analisis interpretasi

Analisis: Untuk melihat bagaimana sistem tanda berkerja pada poster Maharani yang berjudul “Save Children‟, maka dilakukan analisis tanda verbal dan nonverbal menggunakan teori Saussure yakni penanda dan petanda.

Kesimpulan: Berdasarkan analisis sistem penandaan yang terdapat pada poster “Save Children” ini dapat disimpulkan bahwa tanda signifier dan tanda signified cukup jelas pemaknaannya baik dari sisi pesan visual atau pesan verbal yang disampaikan. Secara keseluruhan pemaknaan yang ditangkap dari poster ini berkaitan dengan kebebasan anak-anak. Pada usia dini anak-anak memang harus lebih diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan kebebasan anak itu sendiri.


 JURNAL 10

Judul: ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURALISME FERDINAND DE SAUSSURE PADA FILM" BERPAYUNG RINDU"

Objek: FILM "BERPAYUNG RINDU"

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Terdapat tanda-tanda dengan pendekatan Semiotika Ferdinand De Saussure yang ditampilkan pada film web series “Berpayung Rindu”. Film ini menampilkan beberapa adegan visual, dan teks yang memeliki makna pembelajaran dan pembentukan karakter terhadap seseorang yang dimana terdapat petanda dan penanda ditiap scene.

Kesimpulan: Dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai penanda (Signifier) dan petanda (Signified) serta makna yaitu film ini lebih mengarahkan ke pesan moral terlihat dari adegan per episodenya yang mana film ini mengisahkan sepasang suami istri yang berpisah karena perselingkuhan dan yang menjdai korban adalah sang anak yang akibatnya sang anak kehilangan kasih sayang salah satu dari orang tuanya yaitu seorang ibu.


JURNAL 11

Judul: Analisis Semiotik Film Dunkirk menggunakan Teori Ferdinand de Saussure

Objek: Film Dunkirk

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Menggunakan analisis semiotika Ferdinand de Saussure yang difokuskan kepada penanda (signifier) dan petanda (signified) yang muncul dari film “Dunkirk”.

Kesimpulan: Film ini merupakan karya seni yang layak diapresiasi karena berhasil menyajikan kisah sejarah dengan gaya sinematik yang unik dan realistis. Film ini juga berhasil menyampaikan pesan moral tentang pentingnya kerjasama, pengorbanan, dan keberanian dalam menghadapi situasi sulit.


JURNAL 12

Judul: KONSTRUKSI NILAI ROMANTISME DALAM LIRIK LAGU (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA LIRIK LAGU "MELUKIS SENJA")

Objek: "MELUKIS SENJA"

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Analisis data yang di gunakan adalah analisis data Ferdiand Saussure karena salah satu unsur tanda dari saussure adalah bunyi (signifier) dan konsep dari bunyi (signified). Dalam hal ini menurut model semiotika dari Saussure adalah sebagai berikut (Sumber : Buku Teknik Praktis Risett Komunikasi,Rachmat Kryantono, 2006) Dimana dalam hal ini sign atau tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat di dengar dan dirasakan baik yang berbentuk objek atau juga realitas yang ada yang ingin dikomunikasikan dan objek tersebut dikenal dengan refrent dalam berkomunikasi seorang menggukan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasiakan tanda tersebut. Syaratnya komunikator dan komunikan harus mempunyai bahasa atau pengetahuan yang sama terhadap tanda yang ada agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar.

Kesimpulan: Dimana lirik lagu Melukis Senja erat kaitan dengan hubungan romatisme pasangan yang sedang jatuh cinta jika dikaitkan dengan Triangles yang saling berhubungan satu sama lain: Gairah (passion), Keintiman (intimacy) dan komitmen. Dimana passion antara kedua pasangan bisa dilihat dan amati pada bait yang penulis ambil sebagai contoh. Keintiman terjadi saat pasangan merasa dekat dengan selalu ada untuk pasangan dalam suka dan duka. komitmen ditunjukan oleh lirik tersebut.


JURNAL 13

Judul: ANALISIS SEMIOTIKA POSTER “AYO, LINDUNGI DIRI DAN KELUARGA DARI COVID-19”

Objek: POSTER “AYO, LINDUNGI DIRI DAN KELUARGA DARI COVID-19”

Pendekatan/Metode: Deskriptif kualitatif

Analisis: Poster ini telah disebar oleh pihak Kemenkes dan Germas di sejumlah media sosial sebagai salah satu langkah untuk mengedukasi masyarakat. Oleh karena itu peneliti akan menganalisis makna verbal dan visual pada poster tersebut menggunakan analisis teori semiotika dari Ferdinand De Saussure . Yaitu untuk mengetahui hubungan signifier dan signified sehingga memiliki makna yang tepat.

Kesimpulan: Tanda verbal dan tanda visual pada poster ini menggambarkan penanda dan petanda yang merepresentasikan makna dari setiap unsur yang ada pada poster tersebut. Poster ini diterbitkan oleh Kemenkas dan Germas yang menandakan bahwa poster ini adalah sebuah himbauan kepada masyarakat di masa pandemi untuk mengikuti beberapa langkah-langkah dalam melindungi diri dan mencegah penyebaran virus covid-19. Melalui media poster diharapkan masyarakat umum dapat menerima pesan dengan mudah tanpa merasa diintimidasi dengan himbauan tersebut. Karena tampilan dari poster sangat menarik dan pesan yang ingin disampaikan pun sangat jelas melalui tanda visual dan verbal.


JURNAL 14

Judul: ANALISIS SOSOK LAISA DENGAN KAJIAN SEMIOTIK FERDINAND DE SAUSSURE PADA NOVEL “DIA ADALAH KAKAKKU” KARYA TERE LIYE

Objek: NOVEL “DIA ADALAH KAKAKKU: KARYA TERE LIYE

Pendekatan/Metode: Deskriptif kualitatif

Analisis: Peneliti mengkaji hubungan antara penanda dan pertanda sebagai acuan untuk mendeskripsikan suatu makna pada novel Dia Adalah Kakakku karya Tere Lieye. Yang mana pada novel tersebut peneliti akan memfokuskan penelitian pada Laisa, yaitu sosok Laisa yang terdapat pada novel tersebut. Penanda adalah acuan dari pemerolehan suatu tandadalam semiotik.

Kesimpulan: Peneliti menemukan penanda dan petanda dalam novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye. Peneliti menemukan 33 tanda karakter Laisa, yakni; 5 tanda sosok kakak  yang  baik, 11 tanda rela berkorban, 8 tanda  sosok kasih sayang   seorang   kakak,   1   tanda   sosok mandiri,   3   tanda   sosok   kakak    yang kuat,dan 4 tanda sosok kakak yang sabar.


JURNAL 15

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure Desain Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja

Objek: Desain Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Melalui semiotika Saussure, akan diketahui makna dari tanda (sign) pada kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja berdasarkan elemen dan prinsip DKV yang terbentuk dari pertemuan penanda (signifier) dan petanda (signified) yang menghasilkan tanda-tanda yang saling berrelasai dan menciptakan suatu sistem di pikiran kolektif (Budiman, 2011).

Kesimpulan: Desain kemasan produk Bakpia Kukus Tugu Jogja secara garis besar merepresentasikan identitas dari produk tersebut dengan menawarkan inovasi berupa sajian produk bakpia yang modern dan mewah namun tidak melupakan nilai-nilai luhur budaya Jawa berupa kebijaksanaan dan kesetaran.


JURNAL 16

Judul: Pemaknaan Iklan Serial Rokok Djarum Super Analisis Semiotika Ferdinand de Sausure

Objek: Iklan Serial Rokok Djarum Super

Pendekatan/Metode: Deskriptif kualitatif

Analisis: Pemaknaan dari iklan Djarum Super versi My Great Adventure Indonesia sebagai objek semiotika yang akan dianalisis menggunakan tahapan analisis data berupa tanda (ikon, indeks dan simbol), dari tanda tersebut akan di analisis lagi lebih dalam menggunakan tahap signifier (penanda), signified (petanda) dan signification (makna keduanya) pada setiap scene.

Kesimpulan: Pada kesimpulan ini beragam penanda dan tanda pada Iklan Serial Rokok Djarum Super, yakni; pemaknaan per-scene; ekspresi ; alur cerita; Teknik framing.


JURNAL 17

Judul: Representasi Emosional Joker Sebagai Korban kekerasan Dalam Film Joker 2019 (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)

Objek: Emosional Joker Sebagai Korban kekerasan Dalam Film Joker 2019

Pendekatan/Metode: Kualitatif deskriptif

Analisis: Representasi emosional Joker Sebagai korban kekerasan (analisis semiotika Ferdinand de saussure) adalah untuk mengetahui: representasi emosional Joker sebagai korban kekerasan, sehingga mempengaruhi kondisi psikologis Joker dalam film tersebut.

Kesimpulan: Film Joker 2019 merupakan gambaran mengenai kerasnya kehidupan seorang pria bernama Arthur yang kerap menjadi korban kekerasan baik secara fisik maupun psikis. Di dalam film tersebut terdapat representasi emosional Joker sebagai korban kekerasan yang ditunjukkan melalui perubahan secara menyeluruh karakter utama. Dari yang awalnya bernama Arthur saat kondisi emosionalnya berubah dari korban menjadi pelaku kejahatan ia merubah namanya menjadi Joker. Tidak hanya nama representasi emosional juga ditunjukkan melalui pesan yang dimaknai secara semiotika berdasarkan teori Ferdinand de Saussure melalui perubahan kostum (penanda), dari yang awalnya berwarna monokrom (dominan gelap) menjadi lebih berwarna. Berdasarkan analisis semiotika ini mengartikan perubahan karakter seseorang dari yang awalnya tertutup menjadi lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaanya (petanda).


JURNAL 18

Judul: KONSEP CINTA PADA EMPAT PUISI KARYA HERI ISNAINI: ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE

Objek: PUISI KARYA HERI ISNAINI

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Konsep cinta pada empat puisi karya Heri Isnaini dianalisis berdasarkan klasifikasi cinta yang diusung oleh Erich Fromm. Diawali dengan pembahasan struktur fisik dan batin yang memuat tanda-tanda di dalam empat puisi karya Heri Isnaini. Tanda-tanda tersebut kemudian dianalisis berdasarkan teori semiotika yang dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure.

Kesimpulan: Pada kesimpulan ini bahwa konsep cinta pada puisi karya Heri Isnaini terdapat pada struktur fisik dan struktur batin puisi, terutama pada tema, diksi, majas, dan citraan atau pengimajian. Keempat unsur tersebut berkorelasi dengan teori semiotika Ferdinand De Saussure, yaitu bagian tanda yang di dalamnya ada penanda dan petanda.


JURNAL 19

Judul: REPRESENTASI PERSAHABATAN DALAM FILM BEBAS MELALUI ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE

Objek: FILM BEBAS

Pendekatan/Metode: Deskriptif kualitatif

Analisis: Analisis data merupakan kegiatan setelah data dokumentasi terkumpul dan kemudian dianalisis menggunakan semiotika Ferdinand De Saussure yang akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama bagian fisik (penanda) dan yang kedua bagian konseptual (petanda). Analisis data tersebut akan diintrepretasikan sesuai dengan bagian tayangan yang memiliki representasi persahabatan.

Kesimpulan: representasi persahabatan dalam film ini disampaikan melalui tokoh-tokoh yang berperan dengan sajian dialog antar tokoh, perilaku, karakter dan kejadian pada film Bebas. Adapun hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti bahwa persahabatan dalam film Bebas direpresentasikan dalam lima nilai-nilai persahabatan, seperti Berguna dan kebermanfaatan, Penguatan, Dukungan Emosional, Dorongan, Keamanan.


JURNAL 20

Judul: ANALISIS SEMIOTIK DALAM KUMPULAN CERPEN AIR MATA IBUKU DALAM SEMANGKUK SUP AYAM

Objek: CERPEN “AIR MATA IBUKU DALAM SEMANGKUK SUP AYAM”

Pendekatan/Metode: Kualitatif deskriptif

Analisis: Pengetahuan yang dianut tidak akan pernah dilepaskan dalam menganalisis dengan menggunakan pendekatan semiotik. Semiotika dapat dijadikan sebuah pendekatan dalam melakukan analisis karya sastra. Seperti yang kita ketahui sebuah karya sastra dapat menyajikan tanda-tanda yang dapat dilihat dari pemakaian bahasa yang digunakan.

Kesimpulan: Ada beberapa kode teka-teki yang terdapat pada cerpen “Air Mata Ibuku dalam Semangkuk Sup Ayam” karya Mariska Tracy. Pertama cerpen ini menceritakan seorang ibu yang bersedih telah kehilangan anaknnya dan tidah tahu anaknnya tersebut berada di mana. Cerpen tersebut tidak mengatakan dengan sebenarnya bagaimana keadaan anak tokohdalam cerpen tersebut. Kedua Sampai cerita selesai tidak pernah ditemukan siapa anak gembel yang ada di restoran itu sebenarnya. Apakah ada hubungannya dengan Miranti, dan apakah anak itu merupakan anak Miranti?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mitos Dan Pengalaman Estetis Dari Sebuah Lagu

Mitos, Metafora dan Metomini Semiotika dalam Video Musik Laze - Simulasi Harta Takhta