Tugas 3: Literature Review pada Objek Desain

 

Sumber: Khreisna Anggriawan


- Jurnal 1

Judul:Analisis Semiotika Ferdinand De Sausures Makna Pesan Iklan Rokok A Mild Versi Langkah

Objek: Iklan Rokok A Mild Versi Langkah

Pendekatan/Metode: Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif

Analisis: Disebutkan dalam iklan Rokok A Mild Versi Langkah terdapat beberapa temuan pesan berdasarkan semiotika Ferdinand De Saussure. Dalam hal ini, iklan Rokok Versi Langkah mengandung banyak pesan yang inspirasi dengan kata-kata yang tersirat. Mereka tidak hanya menjual produk semata, melainkan menjadi inspirator bagi konsumen dengan kata pamungkas mereka Go Ahead. Dalam tiap scene memiliki banyak makna dari potongan kalimat langkah dalam iklan Rokok A Mild Versi Langkah.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis bahwa punya makna pesan yang terkandung dalam iklan  Rokok A Mild Versi langkah seperti aktor yang diperankan oleh pemuda dan dewasa dapat diartikan target produk yang menikmati produk kisaran umur 21-40 tahun dan scene terakhir menegaskan ketika pria menemukan pesimpangan jalan, lalu bertanya kemana langkah kita selanjutnya? Langkah selanjutnya pilih A mild. A mild menggambarkan bahwa A mild yang terbaik bagi pemuda dan kalangan dewasa.


- Jurnal 2

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Novel Manjali dan Cakrabirawa Karya Ayu Utami

Objek: Novel Manjali dan Cakrabirawa Karya Ayu Utami

Pendekatan/Metode: Metode deskriptif

Analisis: Novel Manjali dan Cakrabirawa merupakan kelanjutan dari Novel Bilangan Fu, memiliki substansi kritis dengan tokoh yang sama, Parang Jati, Yuda dan Marja. Banyaknya penanda dan tanda yang berdasarkan pada semiotika Ferdinand De Saussure di tiap halaman-halaman dengan berkaitan dengan kebudayaan.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa buku ini tergolong ringan dan mudah diikuti. Kisah cinta banyak mendominasi walau sisi sejarahnya tidak pernah ketinggalan. Novel ini juga bisa dijadikan spirit baru bagi para penikmat sastra untuk menghasilkan karya sastra seperti novel yang dapat memberikan pelajaran sejarah bagi masyarakat. Bukan menomor satukan penghasilan dari sebuah novel, tapi harus memerhatikan dampak yang akan muncul dari karya novel itu sendiri apabila sudah dibaca oleh para penikmat sastra.


- Jurnal 3

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan Dalam Film The Call

Objek: Nilai kemanusiaan dalam film "The Call"

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Metode analisis yang saya gunakan berdasarkan pada semiotika Ferdinand De Saussure terdapat penanda dan tanda dalam adegan, dialog dan setting pada film "The Call"

Kesimpulan: Dapat disimpulkan pada film "The call" yang saya amati bahwa dari adegan, dialog, dan alurnya dapat dijelaskan bahwa nilai-nilai kemanusiaan selalu hadir dalam keadaan apapun salah satunya yaitu keadaan mendesak yang dapat menimbulkan nilai cinta, peduli, dan gotong royong.


Objek Desain: Film The Platform


Mengetahui film The Platform yang ditayang di Netflix pada saat suasana awal virus corona menyerang satu dunia. Saat itu saya membuka smartphone untuk mencari tontonan ditengah kebosanan hampiri. Film ini tayang perdana pada Toronto International Film (TIFF), dan memenangkan penghargaan sebagai film paling populer di festival tersebut. Setelah itu The Platform dirilis di platform Netflix pada tanggal 20 Maret 2020.
Film ini mencerikan mengenai menara berukuran besar bernama "Vertical Self-Management Center" dimana penghuni yang berskala bertukar secara acak antara lantai yang disediakan lalu diberi hidangan makanan yang bertahap dari lantai atas sampai dasar.

Pendekatan/Metode: Metode kualitatif

Analisis: Film The Platform dapat dikaitkan dengan teori semiotika Ferdinand De Saussure dengan penanda dan tanda dalam scene, dialog, setting, dan makna dalam film ini. 

Penanda dan tanda dimulai ketika seorang pria yang bernama Goreng masuk ke dalam sebuah penjara secara sukarela. Goreng berada satu sel dengan bapak tua bernama Trimagasi. Ia adalah seorang tahanan yang dimasukkan kesana karena perbuatan kriminal dan sudah satu tahun berada di penjara tersebut. Ia menceritakan bagaimana lingkungan dan sistem penjara ini berjalanan. Goreng merasakan hal yang janggal dan mencari tahu tujuan penjara ini berdiri.

Kesimpulan: Dapat disimpulkan untuk hasil analisis dari film The Platform berfokus dengan potret kehidupan sosial yang diatur oleh sistem. Terdapat kalimat pembuka didalam film The Platform "Hanya ada tiga jenis manusia di dunia ini: mereka yang berada di atas, mereka yang berada di bawah, dan mereka yang jatuh". Kalimat ini adalah menjelaskan bagaimana sistem penjara ini bekerja. 

Si kaya yang nyaman dengan kekayaan dan hanya ingin memperkaya diri sendiri. Si miskin sedang berjuang dengan melakukan perubahan yang dimana tidak bisa melakukannya karena sistem tidak mengizinkannya. Untuk mendobrak sebuah sistem butuh waktu yang sangat lama dan pengorbanan yang besar.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KELOMPOK REVIEW 20 JURNAL MENGGUNAKAN TEORI FERDINAND DE SAUSSURE

Mitos Dan Pengalaman Estetis Dari Sebuah Lagu

Mitos, Metafora dan Metomini Semiotika dalam Video Musik Laze - Simulasi Harta Takhta